Harga Minyak Rontok karena Kasus Covid-19 di AS-China Naik

Kilang MinyakHarga minyak mentah Brent turun menjadi US$41,02 per barel dan WTI turun jadi US$38,49 per barel karena kasus covid-19 meningkat.

Jakarta, CNN Indonesia —

Harga minyak mentah dunia rontok pada akhir pekan lalu. Penurunan harga minyak terjadi karena lonjakan kasus infeksi virus corona (covid-19) di Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip Antara, Senin (29/6), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun 3 sen atau menjadi US$41,02 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 23 sen atau 1,6 persen menjadi US$38,49 per barel di New York Mercantile Exchange.

Gubernur Texas Greg Abbot mengatakan bahwa pihaknya membatalkan rencana pelonggaran pembatasan di negara bagian tersebut. Ia memerintahkan sebagian besar bar ditutup kembali akibat lonjakan kasus virus corona di Texas.

Keputusan ini disebut dapat mempengaruhi produksi penyulingan minyak di AS. Data pemerintah AS menunjukkan jumlah penyulingan yang beroperasi saat ini hanya 75 persen dari total kapasitas yang ada.

“Pengusaha-pengusaha menunda karyawan mereka kembali ke kantor dan hal itu akan berdampak pada kembalinya permintaan bensin,” kata Andrew Lipow selaku Presiden Lipow Oil Associates.

Lihat juga:Iklan Diboikot, Harta Bos Facebook Hilang Rp102,7 Triliun

Di sisi lain, prospek ekonomi global dinilai memburuk dari sebelumnya. Mayoritas ekonom memproyeksi resesi global bisa lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.

Sebagai informasi, harga minyak pada perdagangan Kamis (25/6) ditutup di teritori positif. Hal ini terjadi karena membaiknya ekonomi di AS dan kenaikan permintaan bahan bakar minyak (BBM) di Negeri Paman Sam tersebut.

Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 74 sen atau 1,8 persen menjadi US$41,05 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sedangkan, harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Agustus naik 71 sen atau 1,9 persen menjadi US$38,72 per barel di New York Mercantile Exchange.

Source : cnnindonesia