Penguatan Pasar Modal AS Dongkrak Harga Minyak Dunia

Penguatan Pasar Modal AS Dongkrak Harga Minyak DuniaJakarta, CNN Indonesia — Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Kamis (5/4), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan pasar modal AS dan kenaikan harga minyak mentah Arab Saudi yang di luar dugaan menjadi faktor yang mendongkrak harga minyak.

Dilansir dari Reuters Jumat (6/4), harga minyak mentah berjangka Brent terkerek US$0,31 menjadi US$68,33 per barel. Peningkatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebear US$0,17 menjadi US$63,54 per barel.

Harga minyak mendapat topangan dari kenaikan indeks saham Wall Street. Investor pasar modal mengacuhkan kekhawatiran dari eskalasi konflik perdagangan antara AS dan China dan lebih memilih untuk melihat hasil kinerja kuartalan. Sebagai catatan, pemerintah AS telah menyatakan kedua negara dapat bernegosiasi.

Lihat juga:Volume Beli Berangsur Kembali, IHSG Diproyeksi Menguat

“Harga minyak mendapatkan keuntungan dari sentimen cerah di pasar modal seiring munculnya tanda-tanda bahwa konflik antara AS dan China mulai mereda,” ujar Analis Commerzbank dalam catatannya.

Analis Price Futures Group Phil Flynn menyatakan Arab Saudi telah mengumumkan bakal mengerek harga resmi minyak mentah untuk pengiriman Mei. Kebijakan itu ikut mendorong harga minyak naik.

“Sepertinya harga bakal naik (bullish) melihat mereka (Arab Saudi) merasa dapat melakukan penyesuaian ke atas terhadap harga dan tidak kehilangan pangsa pasar,” terang Flynn di Chicago.

Lihat juga:Awal Mei, Sistem Ganjil-Genap Berlaku di Pintu Tol Cibubur 2

Sementara, analis lain menilai penguatan kurs dolar AS membatasi kenaikan harga minyak. Indeks dolar menguat ke level tertingginya dalam satu bulan melawan sekeranjang mata uang utama dunia.

Hal ini lantaran minyak mentah diperdagangkan menggunakan kurs dolar AS, penguatan dolar AS membuat harga minyak mentah di mata pemegang mata uang lain menjadi relatif lebih mahal.

Selanjutnya, intelligence Genscape menyatakan para pelaku yang telah melihat data, persediaan minyak mentah di hub penyimpanan Cushing, Oklahoma, melejit 2,5 juta barel pada pekan yang berakhir 3 April 2018. Sebelumnya, hub penyimpanan Cushing merupakan titik pengiriman minyak mentah AS dalam kontrak berjangka.

Lihat juga:Putar Otak agar Cadangan Minyak RI Tak Ludes 12 Tahun Lagi

Berdasarkan data pemerintah AS, persediaan minyak mentah AS merosot 4,6 juta barel pada pekan terakhir. Penurunan tersebut di luar perkiraan.

Di sisi lain, produksi minyak mentah AS menyentuh titik tertingginya pekan lalu. Manajer Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian menilai sejauh mana peningkatan produksi minyak AS dapat mengimbangi upaya pemangkasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bakal menjadi poin penting.

Menteri Energi Qatar Mohammed Saleh Abdulla Al-Sada, salah satu anggota OPEC menyebut bahwa OPEC dan sekutunya terus menjaga pemangkasan pasokan. Kebijakan pemangkasan produksi minyak direncanakan berjalan sampai akhir tahun nanti.

Lihat juga:RI Kantongi Komitmen Investasi US$9,7 Juta dari Blok Andaman

Arab Saudi telah menyatakan bahwa kebijakan tersebut dapat diperpanjang dalam bentuk tertentu hingga 2019. (bir)

Source : cnnindonesia.com