Harga Batu Bara Tembus US$150,3 per Ton pada September 2021
Harga batu bara (HBA) September 2021 naik 14,5 persen ke level tertinggi dalam satu dekade terakhir, US$150,3 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan kenaikan HBA September 2021 lantaran meningkatnya permintaan batu bara untuk pembangkit listrik di China. Sementara, kapasitas pasokan negeri tirai bambu terbatas.
Selain itu, kenaikan permintaan batu bara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa serta kenaikan harga gas alam juga turun mendorong harga batu bara acuan.
Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA naik beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka US$115,35 per ton di Juli 2021. Kenaikan tersebut terus konsisten hingga September 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.
Sebagai informasi, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen, dan ash 15 persen.
Sementara, untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Nantinya, HBA September akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).