Singapura Blak-blakan Rencana Berdamai Vs Covid-19, Kuncinya: Vaksin, Vaksin, Vaksin

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2021/07/12/patung-merlion-di-singapura_169.jpeg?w=780&q=90

Singapura – Singapura terus menggodok rencana untuk berdamai dengan virus Corona. Langkah utamanya memvaksin minimal 80 persen warganya.

Dikutip dari Straits Times, Selasa (27/7/2021), Singapura tengah mempertimbangkan peninjauan penerapan protokol kesehatan selama pandemi virus Corona. Itu bergantung pada angka vaksinasi, pengendalian virus, dan angka rawat inap akibat infeksi.

“Setiap pembatasan yang dilonggarkan hanya akan diperluas untuk individu yang divaksinasi, yang jauh lebih terlindungi dari efek virus,” kata Menteri Keuangan Lawrence Wong.

“Artinya, jika ingin menghadiri acara massal atau ibadah yang melibatkan lebih dari 100 orang, harus sudah divaksinasi lengkap,” Wong menambahkan.

“Begitu pula jika ingin makan di restoran atau berolahraga di gym, Anda harus divaksinasi lengkap,” ujarnya lagi.

Wong menyebut pelonggaran prokes itu tidak bisa buru-buru. Dia memprediksi paling cepat langkah itu dilakukan mulai September 2021. Asumsinya, sekitar 80 persen warga sudah mendapatkan dua dosis penuh vaksin Covid-19. Selain itu, 3/4 lansia sudah divaksin.

Wong juga menyebut tengah menjalin koordinasi dengan negara-negara yang dinilai berhasil mengelola Covid-19 untuk menciptakan koridor perjalanan.

Langkah lain yang sedang dimatangkan Singapura untuk berdamai dengan Covid-19 adalah hanya akan berfokus melaporkan kasus parah Covid-19 saja.

“Pada tahap itu, setelah sebagian besar warga divaksin, fokus utama kami tidak lagi pada jumlah kasus harian. Sebab, jika mereka terkena virus, mereka cenderung tidak sakit parah,” Wong menjelaskan.

“Sebaliknya, fokus kami adalah pada jumlah orang terinfeksi yang jauh lebih kecil yang membutuhkan oksigen tambahan atau membutuhkan perawatan intensif,” dia menambahkan.

Saat ini, Singapura sedang kembali ke fase dua pembatasan Covid-19. Sebabnya, infeksi Covid-19 di negeri singa itu kembali meningkat tajam.

“Aturan yang lebih ketat yang mengurangi aktivitas membantu memperlambat penularan dan memberi negara waktu untuk mendorong tingkat vaksinasi lebih lanjut, melindungi manula,” kata dia.

Source : travel.detik.com