Kilang AS Mulai Beroperasi, Harga Minyak Dunia Tertekan

Harga minyak dunia turun hingga 64 sen pada perdagangan akhir pekan setelah kembali beroperasinya kilang minyak di Teluk Meksiko, AS.Harga minyak dunia turun hingga 64 sen pada perdagangan akhir pekan setelah kembali beroperasinya kilang minyak di Teluk Meksiko, AS. Ilustrasi kilang minyak. (Satellite image ©2021 Maxar Technologies via AP).

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak dunia turun pada perdagangan akhir pekan. Penurunan harga terpengaruh setelah beroperasinya kilang minyak di Teluk Meksiko, Amerika Serikat (AS), usai Badai Ida dan Badai Nicholas dalam beberapa waktu terakhir.

Melansir Antara, Senin (20/9), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 33 sen menjadi US$75,34 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober terpangkas 64 sen menjadi US$71,97 per barel di New York Mercantile Exchange.

Kendati menurun, namun harga minyak Brent tercatat tumbuh 3,3 persen sepanjang pekan lalu, bahkan sempat mencetak rekor tertinggi sejak Juli 2021 pada Rabu (15/9). Begitu juga, dengan minyak WTI merangkak 3,2 persen dan memecah rekor tertinggi sejak Agustus 2021 karena produksi kilang minyak AS belum kembali normal pada awal pekan.

“Alasan harga minyak mencapai level tertinggi dalam beberapa hari terakhir jelas mengganggu pasokan dan penarikan persediaan. Jadi, sekarang produksi minyak AS kembali, minyak seperti yang diperkirakan diperdagangkan lebih rendah,” ungkap Analis Pasar Minyak Rystad Energy Nishant Bhushan.

 
Tercatat, ekspor minyak dari pesisir Teluk yang sempat berkurang 26 juta barel, kini sudah mulai mengalir lagi sejak kilang mulai beroperasi kembali. Saat ini, produksi sudah berkisar 28 persen dari rata-rata produksi sebelum operasi tutup akibat badai.
 

Perusahaan pun mulai menambah sekitar empat rig migas. Sementara jumlah unit lepas pantai di Teluk Meksiko tetap tidak berubah seperti saat kilang dihantam badai, yakni rata-rata 14 rig.

Dengan penambahan ini, maka totalnya menjadi 512 rig per 17 September 2021 dan menjadi level tertinggi sejak April 2020.

Di sisi lain, harga minyak dunia tetap berada di kisaran atas karena turut mendapat sentimen dari penguatan indeks dolar AS. Mata uang negeri Paman Sam itu menguat berkat rilis data penjualan ritel AS yang lebih baik dari ekspektasi pasar.