Kendati Masih tertekan, Harga Minyak Mentah Mulai Stabil

Kendati Masih tertekan, Harga Minyak Mentah Mulai StabilHarga minyak mentah di awal pekan ini mulai stabil setelah pekan lalu terjun cukup dalam hingga 8%.

SINGAPURA – Harga minyak mentah pada perdagangan di awal pekan ini mulai stabil setelah sebelumnya terjun hampir 8% pada pekan lalu. Namun, emas hitam tersebut tetap di bawah tekanan, di mana harga minyak mentah Brent tercatat masih di bawah USD60 per barel di tengah fundamental yang lemah dan pasar finansial yang kesulitan.

Minyak mentah Brent berjangka bulan depan berada di angka USD59,23 per barel, naik USD43 sen, atau 0,7% dari penutupan terakhirnya. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS, naik USD11 sen, atau 0,2% ke USD50,53 per barel. Kenaikan itu tidak banyak menebus aksi jual yang terjadi Jumat (23/11) lalu.

Analis keuangan independen yang berbasis di Australia Greg McKenna mengatakan, telah terjadi kemerosotan sungguhan dalam pasar minyak mentah.

Tekanan ke bawah berasal dari melonjaknya pasokan dan perlambatan pertumbuhan permintaan yang diperkirakan akan menghasilkan kelebihan pasokan minyak pada 2019. Pasar minyak juga dipengaruhi oleh pelemahan di pasar keuangan yang lebih luas.

“Tahun 2018 dengan jelas menandai akhir dari penguatan pasar kredit Asia selama 10 tahun terakhir akibat pengetatan kondisi keuangan di Asia (terutama China), dan kami berharap ini tetap terjadi pada 2019,” ungkap Morgan Stanley seperti dikutip Reuters, Senin (26/11/2018).

Pasar minyak juga terbebani oleh penguatan dolar AS. Dolar menguat terhadap sebagian besar mata uang lainnya tahun ini, berkat kenaikan suku bunga yang telah menarik investor keluar dari mata uang lain dan juga aset seperti minyak yang dinilai lebih berisiko.

Di sisi lain, perang dagang antara Amerika dan China telah memunculkan risiko lain untuk perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

“Konflik perdagangan AS-Cina menimbulkan risiko penurunan karena kami memperkirakan AS akan memberlakukan tarif 25% pada semua impor China pada kuartal pertama 2019,” ungkap JP Morgan dalam sebuah catatan yang diterbitkan akhir pekan lalu.

Source : sindonews.com