Harga Minyak Merosot di Tengah Kekhawatiran Permintaan

Harga minyak dunia turun tipis pada akhir perdagangan pekan lalu karena sentimen lambannya pemulihan permintaan.Harga minyak dunia turun tipis pada akhir perdagangan pekan lalu karena sentimen lambannya pemulihan permintaan.

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak dunia merosot tipis pada akhir perdagangan pekan lalu. Pelemahan terjadi di tengah kekhawatiran lambannya pemulihan permintaan karena pandemi virus corona.

Selain itu, peningkatan pasokan juga membayangi optimisme atas penurunan persediaan minyak mentah dan bahan bakar.

Dilansir dari Antara, Selasa (18/8), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober ditutup pada level US$44,80 per barel, turun 16 sen.

Lihat juga:Fakta Program B30, Jurus Jokowi Tekan Impor Minyak

Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan September sebesar 23 sen menjadi US$42,01 per barel.

Secara mingguan, harga Brent naik 0,9 persen dan WTI menguat 1,9 persen.

Pada pekan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memangkas proyeksi untuk permintaan minyak 2020

Dalam laporan bulanan yang dirilis minggu lalu, IEA menurunkan perkiraan permintaan untuk tahun ini sebesar 140 ribu barel menjadi 91,9 juta barel per hari (bph).

Lihat juga:Harga Minyak Keok Usai IEA Pangkas Proyeksi Permintaan

“Pertanyaan gambaran besarnya adalah apakah penyebaran virus corona akan terus berdampak pada kembalinya permintaan bensin dan solar,” kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates di Houston.

Pada awal pekan lalu, harga minyak sempat menguat karena data pemerintah AS yang menunjukkan minyak mentah, bensin, dan persediaan sulingan turun selama pekan lalu karena penyulingan meningkatkan produksi dan permintaan produk-produk minyak naik.

Berdasarkan data perusahaan jasa energi Baker Hughes, jumlah rig minyak dan gas AS, indikator pasokan di masa depan, pekan lalu merosot. Artinya, penurunan terjadi selama 15 minggu berturut-turut ke rekor terendah,

“Pasar ingin keluar, tetapi kami tampaknya belum dapat menindaklanjuti karena pertanyaan yang masih ada tentang virus corona,” kata Flynn.

Lihat juga:Pertamina Lengser dari Daftar Fortune Global 500

Harga minyak sempat pulih dari posisi terendah yang disentuh pada April, ketika WTI sempat berbalik negatif. Namun, peningkatan jumlah infeksi virus corona baru telah membatasi peningkatan. India melaporkan rekor kenaikan harian lainnya pada Kamis (13/8).

OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, telah memangkas produksi sejak Mei sekitar 10 persen dari permintaan global sebelum pandemi untuk mendukung pasar. Kesepakatan itu menyerukan peningkatan produksi bulan ini karena permintaan pulih.

Panel OPEC+ akan menggelar pertemuan pada Rabu pekan ini untuk meninjau pasar.

“Ketidakpastian atas permintaan di masa depan, ditambah dengan peningkatan produksi, akan membuat tantangan untuk memulihkan keseimbangan di pasar minyak,” kata Analis energi Commerzbank Research Eugen Weinberg dalam catatannya.

Source : cnnindonesia.com