Harga Minyak Jatuh 4 Persen Karena Kekhawatiran Lockdown Lagi

Harga minyak mentah dunia turun nyaris 4 persen karena kekhawatiran lockdown di tengah peningkatan kasus covid-19 di sejumlah negara, termasuk Inggris dan RI.Harga minyak mentah dunia turun nyaris 4 persen karena kekhawatiran lockdown di tengah peningkatan kasus covid-19 di sejumlah negara, termasuk Inggris dan RI.

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak mentah dunia jatuh selama perdagangan pekan lalu dipicu ekspektasi kenaikan pasokan. Selain itu, pasar juga khawatir akan peningkatan kasus covid-19 menyebabkan pembatasan atau penguncian wilayah (lockdown), sehingga menekan permintaan minyak.

Melansir Antara, Senin (19/7), minyak mentah berjangka Brent turun hampir 3 persen selama sepekan, yang menandai penurunan selama tiga minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak April 2020.

Serupa, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga merosot hampir 4 persen dalam sepekan, yang merupakan persentase penurunan mingguan terbesar sejak Maret lalu.

 

Namun, kedua harga acuan berhasil naik tipis pada perdagangan Jumat (16/7). Brent untuk pengiriman September naik 12 sen atau 0,2 persen menjadi US$73,59 per barel. Sedangkan, minyak WTI untuk pengiriman Agustus naik 16 sen atau 0,2 persen, menjadi US$71,81 per barel.

Produksi minyak mentah AS meningkat 300 ribu barel per hari (bph) selama dua minggu terakhir menjadi 11,4 juta bph. Ini merupakan kenaikan tertinggi sejak Mei 2020.

Kenaikan itu dibarengi dengan kompromi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bagi produsen anggota OPEC+ untuk meningkatkan produksi.

“Semakin lama waktu yang dibutuhkan OPEC+ untuk mengumumkan pertemuan luar biasa terkait tambahan produksi, maka anggota OPEC+ lainnya mungkin juga menginginkan kenaikan kuota dasar mereka,” ungkap Direktur Energi Berjangka di Mizuho, New York Bob Yawger.
Lihat Juga :
Sri Mulyani Alihkan Dana Daerah Rp1,96 T untuk Vaksinasi

Sebelumnya, OPEC+ yang merupakan organisasi negara-negara pengekspor minyak bersama Rusia, gagal mencapai kesepakatan mengenai pengurangan produksi.

OPEC+ memperkirakan permintaan minyak dunia meningkat tahun depan ke level sebelum pandemi, atau sekitar 100 juta bph didorong pertumbuhan permintaan di AS, China dan India.

Namun, kondisi di lapangan kurang mendukung prediksi OPEC+ itu. Kasus covid-19 meningkat di sejumlah negara akibat varian delta yang menular sangat cepat. Kondisi ini dikhawatirkan memicu penguncian wilayah baru, sehingga bisa mengurangi permintaan minyak.

Inggris misalnya, melaporkan jumlah kasus baru covid-19 yang tertinggi sejak lebih dari enam bulan pada pekan lalu. Kondisi serupa terjadi di Indonesia,

Source : cnnindonesia.com