Harga Minyak Dunia Melompat 4 Persen karena Badai AS

Harga minyak mentah dunia naik 4 persen ditopang penurunan pasokan AS dan produksi lepas pantai ditutup di tengah Badai Sally.Harga minyak mentah dunia naik 4 persen ditopang penurunan pasokan AS dan produksi lepas pantai ditutup di tengah Badai Sally.

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak melonjak lebih dari empat persen pada akhir perdagangan Rabu (16/9) waktu AS, menyusul penurunan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat dan ketika Badai Sally memaksa sebagian besar produksi lepas pantai AS ditutup.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup pada 42,22 dolar AS per barel, terangkat 1,69 dolar AS atau atau 4,2 persen.

Sementara, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober menguat 1,88 dolar AS atau 4,9 persen menjadi menetap di 40,16 dolar AS per barel.

Lihat juga :Tak Perlu Koar-koar, Kewenangan Ahok ‘Gemuk’ di Pertamina

Stok minyak mentah AS turun 4,4 juta barel pekan lalu menjadi 496 juta barel, terendah sejak April, kata Badani Informasi Energi AS (EIA), dibandingkan dengan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 1,3 juta barel.

Stok bensin AS juga turun 400.000 barel lebih dari dua kali lipat perkiraan para analis. Sementara itu, tingkat pemanfaatan kilang naik empat poin persentase.

“Kenaikan kuat hari ini sebagian besar disebabkan oleh panduan bullish minyak mentah dari rilis EIA,” tutur Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.

“Sebagian besar penurunan stok (minyak mentah) didorong oleh kenaikan besar yang tak terduga dalam aktivitas kilang AS yang dipimpin oleh Gulf Coast (Pesisir Teluk AS),” katanya melanjutkan.

Lihat juga:Mafia Migas Sandung Pertamina Sebelum Ahok Buka Aib Direksi

Sally, yang membuat pendaratan di Gulf Coast AS sebagai badai kategori 2 juga meningkatkan harga minyak karena lebih dari seperempat produksi lepas pantai ditutup akibat badai.

Sekitar 500.000 barel per hari (bph) produksi minyak mentah lepas pantai dihentikan di Teluk Meksiko AS, menurut Departemen Dalam Negeri AS, kira-kira sepertiga dari penutupan yang disebabkan oleh Badai Laura, yang mendarat lebih jauh ke barat pada Agustus.

Minyak jatuh ke posisi terendah dalam sejarah saat krisis virus corona menekan permintaan. Rekor pemangkasan pasokan oleh OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, dan pelonggaran lockdown telah membantu Brent pulih dari level terendah 21 tahun di bawah 16 dolar AS pada April.

Lihat juga:Harga Pertalite Turun, Setara Premium jadi Rp6.450 per Liter

Harga minyak telah anjlok pada September, tertekan oleh meningkatnya kasus virus corona dan kekhawatiran tentang permintaan.

OPEc dan Badan Energi Internasional (IEA) sama-sama memangkas proyeksi permintaan mereka pada pekan ini.

Panel menteri minyak OPEC+ bertemu untuk meninjau pakta pasokan pada Kamis dan tidak mungkin merekomendasikan pembatasan produksi lebih lanjut meskipun harga turun.

Source : cnnindonesia.com