Daftar Proyek Infrastruktur Jokowi yang Tertunda Gegara Corona

Progres pembangunan Rumah Susun Sewa Tingkat Tinggi (RTT) Pasar Rumput terus dikebut. Rencananya proyek tersebut akan selesai pada akhir 2018.

Jakarta – Sejumlah proyek infrastruktur nasional era Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sektor Perhubungan Darat dan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terpaksa ditunda pada tahun anggaran 2021. Pasalnya, ada refocusing anggaran akibat pandemi COVID-19.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengalami refocusing anggaran 2021 dari Rp 10,58 triliun menjadi tinggal Rp 7,54 triliun. Sedangkan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengalami refocusing anggaran 2021 dari Rp 11,35 triliun menjadi tinggal Rp 8,14 triliun.

Program yang terpaksa ditunda adalah di bidang Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) yakni pengadaan 19 unit kapal patroli laut jenis Rigid Bouyant Boat (RBB). Program itu terpaksa ditunda karena anggaran yang disiapkan Rp 22.890.000 dialihkan untuk penanganan COVID-19.

“Di bidang kepelabuhanan, ini hampir semua kegiatan baik mulai pembangunan pelabuhan baru, kemudian lanjutan pembangunan pelabuhan, rehabilitasi pengembangan dan lain-lain hampir semua kena dampak refocusing,” kata Ditjen Perhubungan Laut Agus Purnomo dalam RDP dengan Komisi V DPR RI, Selasa (6/4/2021).

Selain ditunda, dampak dari refocusing anggaran di atas membuat jumlah pembangunan menjadi dikurangi atau diubah dari single years contract (SYC) menjadi multiyears contract (MYC), hingga pihaknya mencari sumber pendanaan lain dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Yang urgent sekali tetap kami laksanakan. Sedangkan yang tidak, kami tunda tahun depan,” jelasnya.

Berikut daftar pembangunan infrastruktur di sektor laut yang terdampak refocusing:

1. Pembangunan pelabuhan baru, lanjutan pembangunan/penyelesaian faspel/KDP dari 28 lokasi menjadi hanya 10 lokasi.
2. Pembangunan dan rehabilitasi gedung pelayanan Ditjen Perhubungan Laut dari 85 lokasi menjadi hanya 75 lokasi.
3. Pembangunan dan rehabilitasi sarana bantu navigasi pelayaran (menara suar, rambu suar, dan pelampung suar) dari 77 unit menjadi hanya 32 unit.
4. Pembangunan dan rehabilitasi telekomunikasi pelayaran dari 19 paket menjadi 10 paket.
5. Pembangunan kapal patroli dari 65 unit menjadi 35 unit.

Daftar pembangunan infrastruktur di sektor udara yang terdampak refocusing:

1. Pengadaan fasilitas pelayanan darurat penerbangan dari 5 lokasi menjadi 4 lokasi.
2. Peningkatan kapasitas dan perbaikan permukaan runway dari 43 lokasi menjadi 28 lokasi.
3. Pembangunan dan pengembangan terminal bandar udara dari 16 lokasi menjadi 10 lokasi.

Source : detik.com