Tol Laut dan Udara — Kawasan Industri & Logistik Lebih Terintegrasi

Irene Agustine Jum’at, 06/01/2017 07:53 WIB

17Ilustrasi kegiatan logistik

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar moda tol laut dan jembatan udara dapat terintegrasi dengan kawasan industri dan sentra logistik.  Selain itu, swasta akan mendapatkan tiga trayek baru angkutan tol laut dengan proses tender akhir Januari 2017.

Dalam pembukaan rapat terbatas mengenai Pengembangan Program Tol Laut dan Pos Logistik dan Jembatan Udara (Tol Udara), Presiden Jokowi mengatakan hal tersebut dimaksudkan agar penguatan konektivitas dapat menggerakkan ekonomi daerah secara maksimal.

“Konektivitas antar daerah, tidak hanya membawa barang ke daerah pedalaman, terpencil dan terdepan, tapi sebaliknya juga mampu membawa balik barang-barang yang dihasilkan dari daerah tersebut ke daerah yang lain di seluruh pelosok tanah air,” katanya, di Kantor Presiden, Kamis (5/1).

Kepala Negara menegaskan bahwa prioritas pembangunan infrastruktur transportasi untuk menjalin konektivitas antar kota, antar provinsi, antar kabupaten, antar pulau dan antar wilayah. Tujuan akhirnya adalah untuk pemerataan pembangunan serta mempersempit ketimpangan antar kota dengan desa, antar daerah dengan daerah, antar wilayah dengan wilayah di seluruh pelosok tanah air.

“Itu artinya kita tidak cukup hanya membangun pelabuhan dan bandara. Dan tidak cukup hanya menyediakan angkutan barang di laut maupun udara,” katanya. Namun, harus juga dipastikan persoalan angkutan barang kebutuhan pokok dari dan ke daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan.

Selain itu, pemerintah memutuskan untuk memberikan tiga trayek baru angkutan tol laut kepada pihak swasta yang proses tendernya bakal dilakukan paling lambat pada akhir bulan ini.  Hal itu merupakan  hasil rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (5/1) yang menyepakati penambahan trayek tol laut pada 2017 menjadi 13 trayek dari yang berjalan saat ini sebanyak enam trayek.

Dari jumlah itu, PT Pelni (Persero) tetap mengoperasikan enam trayek eksisting, empat trayek baru yang lintasannya sama dengan rute eksisting Pelni tetapi berada di ujung akan diberikan kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan tiga trayek baru akan dikerjakan oleh swasta.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penambahan dan penyesuaian trayek dimaksudkan untuk semakin mengefektifkan program tol laut, utamanya dalam menghemat waktu antar barang. Adapun pemberian tiga trayek baru kepada swasta bertujuan untuk menghidupkan pelayaran dalam negeri dan meningkatkan persaingan.

Dia mengakui bahwa proses tender untuk swasta idealnya dilakukan pada akhir tahun lalu, sehingga ditargetkan harus sudah berlangsung pada bulan ini.

“Januari ini harus tender, dan sebaiknya yang mengoperasikan tiga trayek itu hanya tiga swasta, karena kalau satu trayek dipakai untuk dua perusahaan akan tidak ekonomis,” katanya.

Trayek Baru

Adapun tiga trayek baru yang diberikan kepada swasta yaitu rute Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Pulau Nias-Sinabang-Pulau Nias-Mentawai-Enggano-Tanjung Priok, Tanjung Perak-Belang Belang- Sangatta-Pulau Sebatik-Tanjung Perak, dan Tanjung Perak-Kisar-Namrole-Kisar-Tanjung Perak.

Budi mengatakan operasional penambahan trayek tol laut yang melibatkan dua BUMN transportasi itu akan menggunakan APBN 2017. Perihal pembagian dana subsidi (PSO) antara Pelni dan ASDP akan dikaji lebih lanjut.

“Kita hitung dulu tergantung dari jaraknya, muatannya dan segala macam. Tetap pakai anggaran 2017,” ujarnya.

Pada akhir tahun lalu, Kemenhub menyatakan hanya akan menambah lima trayek tambahan program tol laut menjadi 11 trayek pada tahun 2017. Dalam pembicaraan itu, lima trayek baru tersebut awalnya akan diserahkan kepada swasta.

Seiring dengan penambahan trayek, nilai subsidi tol laut dalam isian DIPA 2017 naik 73,52% menjadi Rp380 miliar, dari sebelumnya hanya Rp218,99 miliar.

 Dengan adanya penambahan tujuh trayek baru dari sebelumnya hanya lima yang direncanakan, belum diketahui pasti adakah usulan penambahan nilai subsidi untuk tol laut pada tahun ini dalam RAPBN 2017.

 Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa dampak dari tol laut sudah mulai terlihat, utamanya dalam membantu meminimalisasi harga di pulau kecil terluar Indonesia, seperti Pulau Wanci, Sabu dan Tahuna. “Dampak sudah mulai kelihatan, tetapi kami belum puas, tiga hingga empat tahun hasilnya akan lebih bagus lagi.”