Pertamina Tawarkan Terminal Minyak Mentah Lawe-lawe

Christine Novita Nababan, CNN Indonesia
Kamis, 02/03/2017 01:44 WIB
Pertamina Tawarkan Terminal Minyak Mentah Lawe-lawe
 Pembangunan CCT dapat mendistribusikan hasil minyak dari dua kilang yang berdekatan, yakni RDMP Balikpapan dan GRR Bontang melalui pipanisasi. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru).
Jakarta, CNN Indonesia — PT Pertamina (Persero) berencana melakukan penawaran proyek terminal penampungan minyak mentah (centralize crude terminal/CCT) di Lawe-lawe, Kalimantan Timur, pada Maret mendatang.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi mengungkapkan, pembangunan CCT dapat mendistribusikan hasil minyak dari dua kilang yang berdekatan, yakni pengembangan kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP Balikpapan dan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR) Bontang melalui pipanisasi.

“Kalau bisa dipipanisasi dari Lawe-lawe ke Bontang, mungkin untuk proyek GR Bontang tak perlu bangun tangki minyak mentah yang jumlahnya besar,” kata Rachmad, dikutip Antara, Selasa (28/2) malam.

Ia menjelaskan, nilai investasi dari proyek Kilang Bontang dan Balikpapan bisa diefisiensi karena kedua kilang tersebut tidak perlu membangun tangki minyak mentah (crude) dalam jumlah yang besar.

Selain itu, belanja modal (capital expenditure/capex) RDMP Balikpapan senilai US$5,4 miliar bisa dikurangi melalui pembangunan CCT Lawe-lawe.

Adapun CCT Lawe-lawe akan dibangun pada lahan seluas 1.100 hektare milik Pertamina dengan skema build operate transfer (BOT).

Menurut dia, Pertamina pun tidak perlu mengeluarkan dana yang terlalu besar karena banyak investor dalam negeri yang tertarik untuk bekerja sama.

“Yang bangun investor, setelah 15 atau 20 tahun diserahkan ke Pertamina. Selama periode itu, kami membayar semacam biaya operasionalnya,” terang Rachmad.

Diharapkan, Pertamina bisa meluncurkan proyek tersebut pada Maret 2017 nanti dalam penawaran proyek guna menggaet mitra strategis.

“Harapan saya akhir Maret sudah bisa kami launch (luncurkan) program CCT Lawe-lawe. Sebelum diekspos, tentu kami harus berkoordinasi dahulu dengan kementerian teknis terkait,” ungkapnya. (bir)