Pertamina Segera Menambah Stok

JAKARTA, KOMPAS – PT Pertamina memastikan untuk menambah stok minyak tahun ini saat harga minyak mentah dunia sedang rendah. Volume penambahan stok dan model pengadaan akan segera diputuskan.

“Sesuai perintah Presiden Joko Widodo dan penegasan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kami akan mempercepat pengambilan keputusan untuk berinvestasi saat harga minyak mentah rendah seperti sekarang ini, termasuk menambah stok. Saat ini, stok bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama 30 hari. Nanti tambahannya berapa, akan segera diputuskan,” kata Direkttir Utama PT Petamina (Persero) Dwi Soetjipto seusai bertemu Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (1/3).

Dalam pertemuan tersebut, Dwi melaporkan kinerja bisnis Pertamina.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Pertamina dan kementerian terkait untuk segera menambah pembelian minyak mentah saat harga rendah seperti sekarang. Penambahan stok tersebut diperlukan untuk menjaga ketahanan energi saat harga minyak mentah beranjak naik.

Model pengadaan tambahan stok itu juga akan segera diputuskan. Pengadaan bisa melalui pembelian dengan sistem impor atau konsinyasi dengan vendor.

Pertamina juga akan segera memutuskan, penambahan stok itu dengan menyewa penyimpanan di luar negeri atau bekerja sama dengan produsen untuk menambah penyimpanan di Indonesia.

Jusuf Kalla mengatakan, bisnis Pertamina masih bagus di tengah tekanan harga minyak mentah dunia. Di banyak negara, perusahaan-perusahaan minyak menghadapi persoalan karena keuntungan yang turun tajam, bahkan merugi.

“Kinerja Pertamina masih bagus, keuntungannya masih baik. Namun, saya minta Pertamina tetap melakukan inovasi,” kata Kalla.

Inovasi itu perlu dilakukan melalui efisiensi, pemasaran, dan modernisasi. “Dalam kondisi yang sulit saat harga minyak jatuh, inovasi sangat diperlukan. Namun, energi, kan, tetap dibutuhkan. Jadi, dengan berbagai macam inovasi, saya berharap Pertamina tetap bisa melakukannya,” kata Kalla.

Harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman bulan Mei 2016 sebesar 36,87 dollar AS per barrel. Adapun harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WIT) untuk kontrak pengiriman April 2016 sebesar 34,26 dollar AS per barrel pada Selasa.

Pada pertengahan 2014, harga minyak mentah jenis Brent pernah mencapai 114 dollar AS per barrel. Adapun harga minyak mentah jenis WTI pernah men¬ capai 106 dollar AS per barrel. Setelah itu, harga minyak juga cenderung terus turun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menuturkan, penambahan stok minyak akan memberi konsekuensi berupa penambahan tempat penyimpanan dan kilang. Terkait dengan kilang, sudah ada banyak investor yang ingin berinvestasi.

Sudirman menjanjikan investasi kilang akan segera diputuskan. Bahkan, menurut rencana, akan diputuskan tahun ini. Pasalnya, perlu waktu 4-5 tahun untuk membangun kilang.

Dalam asumsi makro APBN 2016, harga minyak mentah sebesar 50 dollar AS per barrel. Adapun lifting atau produksi minyak siap jual sebanyak 830.000 barrel per hari.

Indonesia, selain mengekspor, juga mengimpor minyak dan gas (migas). Neraca pembayaran Indonesia menunjukkan, impor migas pada 2015 senilai 22,887 miliar dollar AS, sedangkan ekspor migas sebesar 16,415 miliar dollar AS. (AHA/NDY)

Source : Kompas, 2 Maret 2016