Pengelohan Minyak — Lagi, Pertamina Sewa Kilang di Luar Negeri

Duwi Setiya Ariyanti Senin, 20/02/2017 09:21 WIB

22Logo Pertamina

JAKARTA — PT Pertamina melalui rantai pasok terintegrasi atau integrated supply chain akan menyewa kilang di luar negeri untuk mengolah 7 juta barel minyak mentah pada tahun ini

Senior Vice President Integrated Supply Chain Daniel Purba mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Irak melalui State Oil Marketing Organization (SOMO) terkait dengan minyak mentah yang akan disuplai.

Oleh karena itu, dia belum bisa memastikan kapan pengadaan dan pengolahan minyaknya bisa dilakukan. Namun, Daniel mengatakan, nantinya minyak mentah yang akan diolah sebanyak 1 juta barel per bulan. Kebijakan mengolah minyak mentah di kilang asing bukan sesuatu yang baru dilakukan BUMN migas tersebut. Pada 2016, Pertamina pun melakukan pola yang sama yakni dengan menyewa kilang milik Shell di Singapura.

Dari kerja sama sewa kilang atau crude processing deal (CPD), didapatkan produk mogas 88 dan 92 dengan total 1 juta barel per bulan sejak Juli hingga Desember 2016. “Targetnya, tahun ini yang akan diCPD-kan 7 juta barel. Kapan mulainya, masih berkoordinasi dengan SOMO Irak,” ujar Daniel saat dihubungi Bisnis, Minggu (19/2).

Setelah itu, pihaknya akan melakukan lelang bagi perusahaan penyedia jasa pemrosesan minyak mentah. Dia mengharapkan agar melalui proses tersebut bisa didapat nilai tambah pengadaan bahan bakar minyak.

“Kami berharap bisa secepatnya dapat konfi rmasi mengenai crude Irak tersebut supaya bisa segera tender untuk CPD-nya.”

MINYAK IRAN

Sebelumnya, usai menghadiri rapat koordinasi jelang kunjungan ke Iran, pihaknya akan menerima satu kargo minyak mentah asal Iran yang akan diuji di kilang Cilacap, Jawa Tengah. Menurut Daniel, pada kesempatan lawatan ke Iran pada 25 Februari mendatang, tak akan ada kerja sama baru yang diteken dalam hal pengadaan minyak mentah maupun liquefi ed petroleum gas (LPG).

Dia menyebutkan, saat ini Pertamina masih dalam tahap penyesuaian dengan kerja sama sebelumnya yakni mendatangkan 600.000 ton LPG dan satu kargo minyak mentah asal Iran. “Belum, belum ada . Mudahmudahan ke depan kami bisa dapat tambahan LPG terutama yang sudah jalan sekarang. Kalau minyak mentahnya kan kami harus tes dulu,” katanya, Jumat (17/2).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, kerja sama yang ditargetkan bisa terjalin melalui kunjungan ke Iran, yakni impor LPG, minyak mentah, dan akuisisi dua lapangan minyak Ab Teymour dan Mansouri. Kendati demikian, untuk impor gas alam cair (liquefi ed natural gas/LNG) belum bisa dilakukan.

Pasalnya, Iran memang memiliki proyek pengembangan gas, tetapi belum memiliki kilang LNG untuk mencairkan gas menjadi LNG. “Dari sisi LNG, harus kami bahas dulu karena Iran kan belum punya LNG plant,” kata Wiratmaja. Selain itu, pihaknya pun ingin menawarkan proyek pembangunan kilang minyak di Tanah Air. Proyek kilang seperti di Bontang, Kalimantan Timur dengan kapasitas 300.000 barel per hari atau kilang swasta diharapkan bisa diminati Iran. “Kami undang investasi yang di Bontang dan juga di swasta. Dua-duanya kami tawarkan,” katanya.

Editor : Mia Chitra Dinisari

Source : bisnis.com