OPTIMALISASI KAPAL FERI JARAK JAUH – Biaya Berpotensi Turun

Yudi Supriyanto & Ringkang Gumiwang – Rabu, 23/11/2016 06:48 WIB

rorosah

JAKARTA — Pemerintah memperkirakan biaya logistik bakal terpangkas hingga 20% jika pengiriman barang yang selama ini fokus menggunakan moda jalan bisa dialihkan menggunakan kapal feri jarak jauh.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kontri busi biaya kepelabuhanan mencapai 40% terhadap biaya pengiriman barang antarpulau.

“Dengan kapal Ro-ro ini, biaya pelabuhan yang 40%, dengan feri jarak jauh jadi 20% karena tidak ada kegiatan bongkar muat. Barang itu bisa langsung masuk kapal Ro-ro,” katanya seusai diskusi Forum Perhubungan bertema Memangkas Biaya Logistik dan Mendukung Pariwisata dengan Feri Jarak Jauh, Selasa (22/11).

Acara itu merupakan hasil kerjasama Harian Bisnis Indonesia, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Kementerian Perhubungan.

Menhub melanjutkan penggunaan kapal Ro-ro untuk logistik juga dapat menjadi solusi mengatasi persoalan yang di picu angkutan jalan, seperti kemacetan dan kerusakan jalan.

Bahkan, Budi Karya berpendapat tingginya biaya logistik di Indonesia sebenarnya dipicu angkutan logistik masih bertumpu kepada angkutan jalan. Oleh karena itu, Menhub berharap para pemangku kepentingan di transportasi ikut menyukseskan program pemerintah menurunkan biaya logistik dengan coastal shipping atau sering disebut feri jarak jauh.

Menurutnya, Kemenhub perlu menerbitkan beleid agar terjadi pengalihan penggunaan angkutan jalan ke feri jarak jauh. Tentunya, regulator akan meminta masukan dari para pemangku kepentingan lainnya.

Pada tahap awal, Menhub memin ta PT ASDP Indonesia Ferry membuka layanan feri jarak jauh dengan rute Surabaya-Lembar, Lombok.

Budi Karya menyatakan langkah itu merespons keluhan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika terhadap banyak jalan di Bali rusak akibat truk barang dari Jawa Timur menuju Lombok.

“Itu dapat menganggu sektor pariwisata di Bali. Untuk itu kita upayakan solusi, truk tersebut dapat dialihkan menggunakan kapal feri,” tambahnya.

Pelaksana tugas Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi menyatakan pihak nya akan membuka feri jarak jauh rute Surabaya-Lembar mu lai 1 Desember 2016 yang di jadwalkan sebanyak tiga kali per pekan.

“Kami sebenarnya mengkaji juga untuk rute-rute yang lain, seperti Jakarta-Surabaya. Namun, untuk jangka pendek, rute Lembar-Surabaya dulu,” katanya.

ASDP menyiapkan lima unit kapal berkapasitas di atas 5.000 Gross Tonnage (GT) untuk layanan feri jarak jauh. Menurutnya, kapal feri yang disiapkan mam pu menampung 1.000 penumpang dan 100 unit truk.

Dia optimistis layanan feri jarak jauh bisa dapat mengurangi biaya logistik dan men dukung sektor pariwisata setempat. Bahkan, lanjutnya, layanan feri jarak jauh tersebut juga mampu mengurangi kepadatan lalu lintas darat.

“Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini, kami akan mengundang para asosiasi dan pelaku usa ha, agar layanan ferijarak jauh dengan rute Surabaya-Lembar ini bisa penuh dengan truk,” tuturnya.

Faik menuturkan waktu tempuh truk barang juga bakal lebih singkat dibandingkan dengan jalan darat Surabaya-Lembar yang selama ini mencapai 48 jam. Dia memperkirakan layanan feri jarak jauh itu hanya membutuhkan waktu 21 jam.

“Dan la yanan transportasi logistik pada hari libur atau hari besar ke agama an juga bakal lebih pasti,” ujarnya. Menurutnya,

ASDP memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan program pemerintah, terutama mengenai peningkatan konektivitas, dan menurunkan biaya logistik nasional.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menyatakan layanan feri jarak jauh membuat para pengusaha truk memiliki alternatif selain jalan raya.

Hanya saja, dia berharap tarif kapal Feri tersebut tidak lebih mahal dari biaya operasional yang dikeluarkan pengusaha truk. Dia mengungkapkan para pelaku usaha truk akan menggunakan angkutan feri jarak jauh jika tarifnya lebih murah dari biaya yang dikeluarkan menggunakan jalan raya.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mendukung layanan feri jarak jauh jika aman dan nyaman. Dia mengatakan perjalanan angkutan barang berbasis jalan raya cukup berisiko. Oleh karena itu, dia mengungkapkan pemerintah perlu membuat regulasi guna mengalihkan pergerakan barang berbasis jalan raya kepada feri jarak jauh.

Akademisi Institut Teknologi Surabaya Tri Achmadi mengatakan akan sangat aneh jika Indonesia tidak menggunakan kapal feri mengingat saat ini beberapa wilayah di Eropa sudah menggunakan jenis kapal itu. (Hendra Wibawa).

Source : bisnis.com