OPEC Batasi Produksi, Harga Minyak Naik

Kamis 29 Sep 2016, 10:23 WIB – Ellen May – detikFinance

Jakarta – Setelah mengalami penurunan kemarin, hari ini harga minyak diperdagangkan menghijau. Harga minyak mentah berada pada level US$ 47.05 per barel atau menguat 2.45%.

Penguatan ini terjadi setelah data American Petroleum Institute menunjukkan penurunan dalam stok minyak mentah AS sebesar 752.000 barel pada pekan lalu dibandingkan dengan ekspektasi pelaku pasar yang mengalami kenaikan 2,8 juta.

Badan Informasi Energi AS akan merilis data resminya Rabu pukul 21.30 WIB, pelaku pasar berharap persediaan turun 14.000 barel.

Hal tersebut juga yang membuat bursa Amerika alami penguatan. Indeks Dow Jones ditutup menguat 110.94 poin (+0.61%) di level 18,339.24.

Bagaimana dengan Indonesia?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin sempat alami pelemahan, namun pada penutupan sesi II IHSG ditutup menguat 0.10% di level 5425.

Saya lihat setelah IHSG menembus resisten 5400, IHSG akan menuju resisten selanjutnya di 5450. Beberapa saham lapis 2 dan 3 cenderung berpotensi lanjut menguat. Kemarin di realtime Call to Action kita ada tradingkan bersama saham PPRO dan TBLA yang masih akan lanjut menguat.

Hari ini saya berikan beberapa pilihan lain jika Anda belum sempat beli kedua saham tersebut lengkap dengan Disclosure (saham apa yang saya beli, hold/ jual).

Selain minyak, pelaku pasar juga masih mengamati situasi politik global. Tahukah Anda, debat calon presiden AS selama 90 menit di New York kemarin diperkirakan telah menjadi debat yang paling banyak ditonton dalam sejarah televisi, yakni oleh 100 juta penonton.

Apa yang diperdebatkan pada Senin kemarin?

Debat ini mengusung tema tentang arah kebijakan Amerika di sejumlah bidang.

Salah satu yang menarik adalah perdebatan para capres AS mengenai pajak. Dari kubu Demokrat, Hillary Clinton merencanakan penarikan pajak yang lebih besar bagi warga Amerika Serikat yang memiliki pendapatan tinggi. Ia juga mengusulkan agar pajak properti dinaikkan hingga mencapai level 65%.

Hal ini ditujukan bagi individu yang memiliki aset properti melebihi US$ 500 juta ataupun pasangan yang memiliki aset properti lebih dari US$ 1 miliar.

Sedangkan dari kubu Republik, Trump lebih memilih mengurangi pajak bagi perusahaan demi mendorong lagi pertumbuhan ekonomi Amerika. Jika terpilih, Trump berencana untuk menurunkan besaran pajak dari 35% ke level 15%. Trump menilai bahwa hal ini dapat memberikan dampak baik dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

Salam Profit (ang/ang)

Source : detik.com