Kesepakatan Saudi-Rusia dorong minyak ke tingkat tertinggi

| 3.338 Views

Pic 8Anjungan PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java di lepas pantai Karawang, Jawa Barat, Senin (28/7). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt/14)

New York (ANTARA News) – Harga minyak melonjak ke tingkat tertinggi tahun ini pada Selasa (12/4) didorong oleh laporan kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia tentang pembekuan produksi.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Mei harganya naik 1,81 dolar AS menjadi berakhir di 42,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Itu merupakan penutupan tertinggi sejak November.

Di London, minyak mentah Brent, yang menjadi patokan Eropa, untuk pengiriman Juni harganya menetap pada 44,69 dolar AS per barel atau naik 1,86 dolar AS dari tingkat penutupan Senin.

Minyak memperpanjang keuntungan sepekan di tengah spekulasi bahwa pertemuan produsen OPEC dan non-OPEC pada Minggu (17/4) di ibu kota Qatar, Doha, bisa menghasilkan beberapa kebijakan untuk mengurangi kelebihan minyak global yang telah menekan harga.

Moskow dan Riyadh telah mencapai satu “konsensus” mengenai pembekuan produksi minyak menurut laporan kantor berita Rusia Interfax pada Selasa mengutip “informasi sumber diplomatik di Doha”.

Arab Saudi dan Rusia mencapai konsensus untuk membatasi produksi minyak mentah selama pembicaraan antara kedua negara pada Selasa, menurut laporan kantor berita Rusia, Interfax.

Mike Lynch dari Strategic Energy & Economic Research mengatakan reli Selasa didorong oleh spekulasi Doha dan perasaan umum bahwa pasar telah mencapai posisi terendahnya.

“Saya pikir orang-orang sedang menunggu pertemuan Doha ini tapi saya sejujurnya berpikir mereka berlebihan,” katanya.

“Sebagian apa yang kita lihat sekarang adalah beberapa momentum perdagangan: Orang melihat orang lain membeli dan mereka takut.”

Analis CMC Markets Jasper Lawler juga menyuarakan nada hati-hati tentang kesepakatan Saudi-Rusia.

“Perjanjian ini secara teoritis ada di tempat sejak 16 Februari. Rincian kuota dan keterlibatan negara-negara lain, terutama Iran, yang belum terpecahkan,” katanya.

Anggota penting OPEC, Iran, telah meningkatkan produksi sejak sanksi terkait nuklir dicabut pada Januari dan telah memberikan sinyalemen tidak akan bergabung dengan seruan pembekuan.

Harga minyak jatuh dari sekitar 115 dolar AS per barel pada Juni 2014 menjadi di bawah 30 dolar AS per barel pada Februari, sebelum pulih menjadi diperdagangkan di atas 40 dolar AS per barel pekan ini, demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.A026)

Editor: Maryati

COPYRIGHT © ANTARA 2016

Source : antaranews.com