Kadin: Dukung Pelayaran Demi Poros Maritim

Wakil Ketua Transportasi Kamar Dagang Indonesia (Kadin) , Carmelita Hartoto, mengatakan, kalangan industri pelayaran nasional mendukung kebijakan pemerintah, untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Selama kebijakan tersebut tidak hanya untuk pembentukan strategi keamanan, tetapi juga terkait dengan unsur membangun potensi kelautan Indonesia dan memberdayakan aset nasional,” ujar Carmelita di sela acara konferensi pers Asia Pacific Maritime, di Jakarta, Selasa (16/2)

Menurutnya, Indonesia sebagai poros maritim dunia akan membangkitkan banyak sektor Industri, meningkatkan intensitas perdagangan antarpulau, meningkatkan pembangunan regional, dan meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.

“Indonesia sudah memiliki modal utama untuk membentuk poros maritim dunia, modalnya sudah terlihat jelas dari adanya sumber daya kelautan yang begitu besar dan nyata.

“Terlebih, Indonesia juga diapit oleh Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik yang menjadi penghubung (hub) perdagangan barat dan timur, serta Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran paling sibuk di dunia paparnya.

Sementara, lanjut dia, dari sisi pelayaran nasional sendiri, jumlah armada kapal tumbuh pesat dari 2005 yang hanya 6.000 kapal, saat ini menjadi 14.600 kapal. Langkah selanjutnya, kata Carmelita, bagaimana pelayaran nasional dapat berbicara banyak di kancah internasional “Ada sejumlah strategi dari pengusaha pelayaran nasional untuk mendukung hal ini,” kata dia.

Untuk langkah pertama, jelasnya, mendorong pemerintah memberikan relaksasi secara fiskal yang belum sejajar dengan negara tetangga. “Hal itu bisa dilakukan dengan pembebasan biaya masuk kapal impor,” ujarnya. Kedua, mendorong sektor perbankan agar memberikan insentif bunga yang kompetitif. Ketiga, memperjuangkan agar menteri keuangan memberi relaksasi dengan menghilangkan PPN BBM bagi kapal domestik maupun asing.

“Harga BBM minimal harus sama dengan negara lain, industry pelayaran menghabiskan 40% biaya hanya untuk BBM. Bagaimana kita menurunkan biaya logistik jika BBM kita masih mahal?” lanjutnya.

“Dengan memperhatikan konsep-konsep tersebut, maka sektor maritime mampu menciptakan keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan memiliki daya tarik yang tinggi untuk bersaing di kawasan Asia Pasifik,” tambahnya.

Source : Maritim – Pelopor Berita Kemaritiman – No. 894 Tahun XVII – 01 – 07 Maret 2016