OPEC Disiplin, Harga Minyak AS Naik Tiga Hari Beruntun

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berhasil menguat pada hari ketiga berturut-turut, saat bukti upaya pemangkasan produksi oleh OPEC dan tren penguatan ekonomi di AS mengindikasikan kondisi suplai yang lebih ketat.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2019 ditutup menguat 28 sen di level US$57,22 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Kamis (28/2/2019).

Namun harga minyak Brent untuk kontrak April 2019 yang berakhir pada Kamis, tergelincir dan ditutup turun 36 sen di level US$66,03 per barel di ICE Futures Europe exchange London. Adapun kontrak yang lebih aktif Mei 2019 turun 27 sen ke level 66,31.

Kontrak berjangka minyak di New York mampu menguat sekitar 0,5% pada Kamis setelah perusahaan riset JBC Energy melaporkan output dari kartel minyak global tersebut turun lebih dari setengah juta barel bulan ini.

Sementara itu, persediaan minyak mentah dan impor minyak AS mencatat penurunan dramatis. Di sisi lain, Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi AS telah tumbuh lebih dari diharapkan pada kuartal keempat tahun lalu.

“Pasar tampaknya akan menyesuaikan dengan baik atas kenaikan minyak pekan ini,” ujar Andrew Lebow, mitra senior di Commodity Research Group, New York.

“Pasar masih mencermati penurunan stok minyak mentah yang tak terduga baru-baru ini, serta keseluruhan prospek pasokan yang bullish,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak mentah telah menguat sekitar 25% sepanjang tahun ini setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya sepakat untuk membatasi output, sementara sanksi AS membebani pemasok minyak top macam Iran dan Venezuela.

Kendati demikian, prospek ekonomi yang tidak merata dan kekhawatiran tentang konflik perdagangan AS-China tetap membebani sentimen.

Harga minyak AS sempat berfluktuasi antara teritori positif dan negatif pada Kamis pascarilis data pabrik yang mengecewakan dari Jepang dan China. Patokan minyak global Brent pun berakhir turun untuk hari itu.

“Ini adalah pasar yang mengikuti perkembangan pemberitaan sebelum membuat pergerakan besar berikutnya,” terang Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc.

Persediaan minyak mentah AS menyusut 8,65 juta barel terakhir pekan lalu, seperti dilaporkan badan energi AS, Energy Information Administration (EIA), pada Rabu (27/2), bertolak belakang dengan prediksi untuk kenaikan.

Laporan pemerintah juga menunjukkan impor minyak mentah AS dari Arab Saudi anjlok ke level terendah sejak setidaknya tahun 2010, sedangkan pengiriman dari Venezuela terjerembab 63%.

Terlepas dari penurunan stok AS, Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih pekan ini mengatakan bahwa upaya pengurangan kelebihan stok globak tetap menjadi tujuan utama OPEC dan mitranya.

“Semua prospek yang saya lihat menunjukkan bahwa kami akan melanjutkan, harus melanjutkan, untuk memoderasi produksi pada paruh kedua tahun ini,” jelas Khalid di Riyadh pada Rabu (27/2).

Source : bisnis.com