Negara-negara Produsen Minyak Masih ‘Galau’ Naikkan Produksi di 2021

Jakarta – Negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memprediksi stok minyak dunia di tahun 2021 akan menurun. Hal ini akan terjadi jika negara-negara produsen minyak masih membatasi produksinya hingga tiga bulan ke depan.

Dilansir dari Reuters, Selasa (17/11/2020), sebuah dokumen rahasia OPEC menunjukkan, kebijakan produksi minyak akan lebih diperketat di tahun 2021.

Di sisi lain, negara-negara OPEC+ (termasuk Rusia, Meksiko, dan lain-lain) memang akan menaikkan produksi menjadi 2 juta barel per hari (bpd) pada bulan Januari 2021, atau sekitar 2% dari konsumsi global. Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan mengurangi pembatasan produksi minyak dunia yang terus diterapkan di 2020 ini.

Namun, permintaan minyak yang masih melemah membuat para produsen minyak dunia itu bimbang untuk menaikkan kembali produksinya. Di sisi lain, gelombang kedua pandemi virus Corona (COVID-19) masih berlanjut di beberapa negara.

Kekhawatiran itu membuat para anggota OPEC+ memprediksi pemulihan produksi minyak akan kurang dari prediksi sebelumnya. Hal itu tertuang dalam Joint Technical Committee (JTC) OPEC+.

“Untuk tahun 2021, permintaan minyak diperkirakan tumbuh 6,2 juta barel per hari, secara year on year. Angka tersebut merevisi penurunan 0,3 juta barel per hari dari peninjauan bulan lalu,” tulis laporan JTC.

Sementara itu, tolak ukur utama jumlah produksi OPEC+ adalah tingkat ketersediaan minyak di negara-negara industri OECD. Dalam laporan JTC, ada satu skenario yang menunjukkan bahwa persediaan minyak komersial OECD akan turun menjadi 73 bpd di atas rata-rata lima tahun apabila pembatasan produksi minyak masih berlaku hingga akhir Maret 2021.

Namun, jika pembatasan produksi minyak diperpanjang hingga akhir Juni 2021, maka stok OECD akan turun menjadi 21 juta barel per hari di atas rata-rata lima tahun.

Namun, stok minyak OECD turun per September 2020 masih berada di level 212 juta barel di atas rata-rata lima tahun. Lebih lanjut, laporan JTC menjabarkan 3 macam skenario dengan prediksi permintaan yang lebih lemah. Hasilnya, stok OECD diprediksi akan naik menjadi 470 juta barel di atas rata-rata lima tahun pada akhir 2021.

Di skenario lainnya yang masuk dalam dasar kasus dalam laporan JTC, stok OECD diprediksi akan turun dan tetap di level 125 juta barel di atas rata-rata lima tahun pada akhir 2021.

Dalam laporan itu juga, JTC akhirnya mempertimbangkan perpanjangan pembatasan produksi minyak hingga 3-6 bulan ke depan. Namun, OPEC+ masih akan mengadakan pertemuan pada 30 November dan 1 Desember untuk memutuskan kebijakan produksi minyak 2021.

Source : detik.com