Harga Batu Bara Naik Imbas Larangan Impor China

Harga batu bara global melonjak ke level tertinggi tahun ini usai China berencana melarang impor batu bara dari Australia.Harga batu bara global melonjak ke level tertinggi tahun ini usai China berencana melarang impor batu bara dari Australia.

Jakarta, CNN Indonesia — Harga batu bara Newcastle berhasil menembus rekor tertinggi pada tahun ini, di level US$83,5 per ton pada perdagangan hari ini, Rabu (16/12).

Melansir dari Trading Economics, tren kenaikan harga batu bara sudah muncul sejak awal November. Pada perdagangan 2 November, harga batu bara masih berada di level US$58,86 per ton. Selanjutnya, harga batu bara terus konsisten naik hingga pecah rekor tertinggi sepanjang tahun pada level US$83,5 per ton.

Pada pembukaan perdagangan awal tahu, harga batu bara masih berada di posisi US$69,21 per ton. Selanjutnya, harga batu bara cenderung bergerak fluktuatif. Namun, pada Maret 2020, harga batu bara mulai bergerak turun.

Lihat juga:Kian Memanas, China Bakal Batasi Impor Batu Bara Australia

Sepanjang periode April-September, harga batu bara hanya melaju di rentang US$50-an hingga US$60-an per ton. Posisi paling rendah harga batu bara berada di level US$50,96 per ton pada 27 Agustus.

Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan kenaikan harga batu bara ini dipicu oleh larangan impor batu bara kokas atau coking coal dari Australia.

Diketahui, dua negara mitra dagang itu tengah bersitegang karena pengenaan serangkaian tarif pajak dan pembatasan oleh China atas ekspor produk pertanian Australia. Perang ini dimulai isu politik dimana Australia melarang jaringan 5G raksasa teknologi China, Huawei karena masalah keamanan nasional, sehingga menyulut kemarahan di China.

Lukman menjelaskan larangan impor batu bara kokas itu justru mengerek permintaan batu bara thermal dari China.

“Ada faktor dampak China dengan larangan impor coking coal itu menyebabkan banyak demand pada batu bara thermal,” jelasnya kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, mulainya program vaksin covid-19 di sejumlah negara memberikan harapan pemulihan ekonomi. Pemulihan ekonomi, diharapkan bisa mendorong kembali permintaan batu bara di pasar global.

“Harga batu bara diprediksi masih bisa menguat, karena sentimen ini masih akan berlanjut sampai minimal kuartal I 2021, dari sana kami melihat kemungkinan harga ada koreksi,” tuturnya.

Source : cnnindonesia.com