Stok Minyak AS Turun Tajam, Harga Minyak Dunia Menguat

Harga minyak dunia menguat pada Rabu (6/1), waktu AS. Penguatan dipicu oleh rencana Arab Saudi memangkas produksi dan penurunan tajam stok minyak AS.Harga minyak dunia menguat pada Rabu (6/1), waktu AS. Penguatan dipicu oleh rencana Arab Saudi memangkas produksi dan penurunan tajam stok minyak AS.

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak naik tajam level tertinggi sejak Februari pada akhir perdagangan Rabu (6/1) waktu setempat. Hal tersebut dipicu pengumuman pemangkasan produksi secara sukarela oleh Arab Saudi serta penurunan tajam persediaan minyak mentah Amerika Serikat.

Mengutip Antara, Kamis (7/1), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik 70 sen atau 1,3 persen, menjadi US$54,30 per barel. Di awal sesi, harga Brent Bahkan sempat mencapai US$54,73 per barel atau level tertinggi sejak 26 Februari 2020.

Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup menguat 70 sen atau 1,4 persen menjadi US$50,63 per barel. Kontrak WTI pun sempat menyentuh level tertinggi sejak akhir Februari 2020 yakni US$50,94 dolar per barel.

Lihat juga :Token Listrik Gratis Januari 2021 Bisa Diklaim Mulai Hari Ini

Pada Selasa (5/1) lalu, Arab Saudi mengatakan bakal mengurangi produksi minyak sukarela sebesar satu juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret. Rencananya hal tersebut akan direalisasikan setelah pertemuan OPEC+.

Sebelumnya, meningkatnya penyebaran covid-19 memang membuat para produsen waspada terhadap pukulan lebih lanjut pada permintaan. OPEC+ pun setuju sebagian besar produsen akan mempertahankan produksi stabil pada Februari dan Maret, meski mengizinkan Rusia dan Kazakhstan untuk meningkatkan produksi pada 75 ribu barel per hari pada Februari dan Maret.

“Terlepas dari perjanjian pasokan bullish ini, kami percaya keputusan Saudi kemungkinan mencerminkan tanda-tanda melemahnya permintaan karena lockdown kembali,” tulis Analis Goldman Sachs dalam laporannya.

Sementara itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan stok minyak mentah AS turun tajam. Sepekan sebelum 1 Januari lalu, persediaan minyak anjlok delapan juta barel menjadi 485,5 juta barel. Hal ini di luar prakiraan para analis yang memprediksi penurunan pasokan hanya 2,1 juta barel.

Penurunan stok minyak mentah terjadi pada akhir tahun, ketika perusahaan-perusahaan energi mengeluarkan minyak dari penyimpanan untuk menghindari tagihan pajak yang besar. Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger menuturkan konsumsi tinggi terhadap minyak di kilang-kilang hanya berumur pendek.

“Kami telah membakar banyak minyak mentah untuk menghasilkan banyak produk, dan tidak ada permintaan untuk produk tersebut,” tegasnya.

Source : cnnindonesia.com