Stok Minyak AS Tergerus, Harga Minyak Melejit 4,5 Persen
Ilustrasi kilang minyak.
Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyakmentah dunia melejit pada perdagangan Rabu (10/7), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi menyusul persediaan minyak mentahAS merosot.
Sementara itu, produksi minyak di Teluk Meksiko diperkirakan berkurang hampir sepertiga akibat badai yang berpotensi terjadi beberapa waktu mendatang.
Dilansir dari Reuters, Kamis (11/7), harga minyak mentah berjangka Brent naik US$2,85 atau 4,44 persen menjadi US$67,01 per barel. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$2,6 atau 4,5 persen menjadi US$60,43 per barel.
Kedua harga acuan menyentuh level tertingginya sejak akhir Mei 2018.
Berkurangnya stok tersebut mendorong harga minyak menjadi lebih tinggi.
“Impor turun dan utilisasi kilang mencapai level tertingginya sejak awal tahun berkontribusi pada besarnya penarikan (persediaan minyak),” ujar Fritsch.
Selain itu, badai yang diperkirakan akan menerjang Teluk Meksiko juga turun mengerek harga minyak. Teluk Meksiko merupakan kawasan penghasil 17 persen produksi minyak mentah AS atau berkisar 12 juta barel per hari (bph).
Akibat ekspektasi terjadinya badai tersebut, perusahaan minyak besar yang beroperasi di Teluk Meksiko mulai melakukan evakuasi dan menahan produksinya.
Badai tersebut diramal akan menjadi badai topan pada akhir pekan. Sejumlah pegawai dari 15 basis operasional lepas pantai mulai dipindahkan oleh Chevron Corp, Royal Dutch Shell, BP, Anadarko Petroleum, dan BHP Group
“Dengan dievakuasinya beberapa basis (produksi minyak) di Teluk Meksiko menjelang badai tropis, produksi akan terhambat,” ujar Pimpinan Lipow Oil Associates Andrew Lipow.
Kelompok yang juga dikenal dengan OPEC+ itu pekan lalu sepakat untuk memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi hingga Maret 2020 demi mendorong harga. Sedianya, kebijakan yang berlangsung sejak awal tahun itu berakhir pada Juni 2019 lalu.
Selanjutnya, harga minyak juga mendapatkan dorongan dari memanasnya tensi di Timur Tengah terkait program nuklir Iran dan serangan kapal tanker minyak di kawasan Teluk.