Pertamina Manfaatkan Penurunan Harga untuk Borong Minyak

Pertamina Manfaatkan Penurunan Harga untuk Borong MinyakPertamina memanfaatkan penurunan harga untuk menimbun minyak.

Jakarta, CNN Indonesia — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan Pertamina memiliki langkah untuk mengantisipasi penurunan harga minyak dunia. Antisipasi salah satunya dilakukan dengan membeli  crude atau minyak mentah sebanyak-banyaknya saat harga murah. 

Meski tak dapat merinci berapa banyak minyak mentah yang bisa ditampung Pertamina dari kebijakan tersebut, namun dia menyebut pihaknya akan berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan harga minyak global.

“Antisipasi kami ada hulu dan hilir, untuk hulu memang ini berpengaruh. Tapi di hilir ini bagus karena kami akan beli banyak mumpung harga masih (rendah),” jelasnya pada Senin (9/3).

Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengungkap pihaknya tak terlalu merisaukan pelemahan harga minyak dunia belakangan ini. Keyakinan tersebut didasarkan pada pengalaman penurunan harga minyak mentah pada 2016.

Lihat juga:Harga Minyak Turun, Sri Mulyani Yakin Beban Pertamina Turun

Saat itu, ia mengatakan Pertamina tak menghentikan kegiatan yang berdampak jangka panjang. Ia tak menampik penurunan harga minyak bakal berpengaruh terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) perusahaan.

Namun ia menyebut tidak ada perubahan berarti yang diambil Pertamina. Termasuk, memangkas produksi atau pun menunda proyek pengeboran minyak.

“Pengalaman seperti itu (harga) selalu naik turun, ada situasi di mana memang membuat harga turun, ada juga kondisi di mana suatu saat naik,” katanya.

Lebih lanjut, dia menyebut saat ini masih terlalu dini untuk mendiskusikan imbas penurunan terhadap harga bensin di pasaran.  Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia rontok ke posisi terendah 11 tahun terakhir pada perdagangan akhir pekan lalu.

Minyak mentah berjangka Brent turun US$4,72 atau 9,4 persen ke posisi US$45,27 per barel. Sementara, per Senin (9/3), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok US$4,62 atau 1,01 persen menjadi US$41,28 per barel. Harga ini merupakan yang terendah sejak Agustus 2016.

OPEC dan sekutunya termasuk Rusia atau yang dikenal dengan OPEC+ bertemu di Wina, Austria pada 5-6 MAret 2020. Pembahasan kelanjutan pemangkasan produksi akibat penyebaran virus corona. Saat ini, kelompok itu telah memotong produksi hingga 2,1 juta bph.

Pembahasan antara OPEC dan Rusia berakhir sengit sebab Rusia bersikeras menolak pengurangan produksi minyak. Ini memicu kerugian besar-besaran di mana lebih dari 1 juta kontrak minyak mentah Amerika Serikat diperdagangkan pada akhir pekan lalu.

Source : cnnindonesia.com