Laporan API Panaskan Harga Minyak WTI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berhasil mendorong momentum kenaikannya setelah sebuah laporan industri minyak menunjukkan penurunan tak terduga dalam pasokan bahan bakar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2019 menguat hampir 1% ke level US$57,28 per barel dalam sesi after-hour trading di New York Mercantile Exchange, setelah ditutup di level US$56,87 per barel pada perdagangan Selasa (12/3/2019).

Minyak WTI lanjut menguat setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan persediaan minyak mentah domestik sebesar 2,58 juta barel pekan lalu, bahkan ketika analis memperkirakan kenaikan.

Sementara itu, penurunan sebesar 5,85 juta barel pada persediaan bensin akan menjadi yang terdalam dalam setahun, jika dikonfirmasikan oleh rilis data resmi pemerintah pada Rabu (13/3).

“Ini jelas angka-angka yang bullish, dan jika dikonfirmasikan akan menjadi lebih bullish,” ujar James Williams, Presiden di WTRG Economics.

Badan energi AS, Energy Information Administration (EIA), akan melaporkan angka resmi tentang penawaran dan permintaan domestik pada hari Rabu waktu setempat. Perkiraan median dalam survei Bloomberg mencatat peningkatan sebesar 3 juta barel dalam stok minyak mentah.

Minyak telah menguat lebih dari 25% sepanjang tahun ini di New York setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya menunjukkan komitmen terhadap kesepakatan mereka untuk mengurangi produksi, sementara produksi minyak di Venezuela menurun.

Bagaimana pun, kenaikan minyak tetap terbatas karena produksi minyak mentah AS tetap pada level rekor tertinggi.

Meski sempat naik ke level tertingginya dalam satu pekan pada perdagangan kemarin, harga minyak menghabiskan sisa sesi tersebut dengan turun seiring adanya sejumlah kabar perkembangan isu yang meresahkan.

Inggris belum mampu menentukan strategi untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit), banyak negara melarang penerbangan pesawat Boeing 737 MAX milik Boeing Co., dan badan energi AS EIA memangkas proyeksinya untuk permintaan minyak bumi global.

Harga minyak WTI pengiriman April berakhir naik kurang dari 0,1% di level US$56,87 per barel, sedangkan minyak Brent pengiriman Mei ditutup naik tipis 9 sen di level US$66,67 per barel di ICE Futures Europe exchange.

“Ada banyak hal kecil, menggantungkan risiko yang mengkhawatirkan,” ujar Mark Wagoner, Presiden Excel Futures Inc.

Investor juga mengamati perkembangan di CERAWeek oleh IHS Markit, pertemuan tahunan di Houston yang dihadiri sejumlah nama terbesar di industri energi.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan OPEC tidak khawatir dengan membengkaknya produksi minyak shale AS. “Yang kami khawatirkan adalah pertumbuhan dan ekspansi teratur untuk memenuhi permintaan saat ini dan masa depan,” katanya.

Source : bisnis.com