Harga Minyak Dunia Bangkit, Sentuh US$31 per Barel

Harga Minyak Dunia Bangkit, Sentuh US$31 per BarelHarga minyak dunia bangkit. Minyak mentah Brent terpantau naik 6,7 persen ke posisi US$31,13 per barel dan WTI melesat 9 persen ke US$27,56 per barel pada perdagangan Jumat (15/5).

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak mentah dunia mulai bangkit usai melemah karena pidato pesimis Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

Mengutip Antara, Jumat (15/5), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik US$1,94 atau 6,7 persen ke posisi US$31,13 per barel.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni melonjak US$2,27 atau 9 persen ke US$27,56 per barel.

Sebelumnya, pasar minyak mengalami kerugian setelah The Fed memperingatkan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dan negara-negara di dunia.

Lihat juga:Revisi UU Minerba Sah, Pengusaha Mau Perpanjang Izin Tambang

Namun, Departemen Tenaga Kerja AS mengungkap klaim tunjangan pengangguran AS turun. Per 9 Mei 2020, jumlahnya mencapai 2,98 juta. Pada pekan sebelumnya, angka pengangguran mencapai 3,18 juta.

Penurunan angka pengangguran ini menandai tren perbaikan setelah penurunan selama enam minggu berturut-turut sejak pandemi virus corona hinggap di negeri Paman Sam.

“Permintaan bensin berkorelasi cukup baik dengan tingkat pekerjaan, dan sulit untuk melihat permintaan bensin kembali lebih banyak daripada yang ada,” ujar mitra Again Capital LLC John Kilduff.

Badan Informasi Energi (EIA) menyebut persediaan minyak mentah AS turun untuk pertama kalinya dalam 15 minggu seiring dengan penurunan stok minyak mentah AS menjadi 531,5 juta barel pada perdagangan pekan lalu.

Lihat juga:APBI Nilai Jaga Pasokan Listrik Jadi Alasan Revisi UU Minerba

Dengan meningkatnya permintaan, IEA meramal stok minyak mentah AS menyusut sebesar 5,5 juta barel per hari (bph) di paruh kedua 2020.

“Sementara, dinamika penawaran dan permintaan ini tentu saja mampu mendorong harga dalam waktu dekat, tingkat rekor potensial pasokan minyak mentah global akan tetap menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan,” kata presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch, seperti dikutip dalam sebuah laporan.

Diketahui, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan permintaan minyak global 2020 menyusut 9,07 juta bph, mengalami kontraksi yang lebih dalam dari perkiraan sebelumnya, yaitu 6,85 juta bph.

Source : cnnindonesia.com